PELANCONG
BISNIS
Pelancong
bisnis merupakan segmen terbesar industri perhotelan, yang nilainya lebih dari
separuh penerimaan kamar hotel. Pasar itu berpendidikan tinggi, berkantong
tebal dan menempati posisi dibidang penjualan, manajemen, atau profesional.
Pelancong bisnis lebih banyak membaca dan lebih sedikit menonton televisi
dibandingkan kebanyakan orang Amerika. Alasan nomor satu untuk melakukan
perjalanan bisnis adalah urusan penjualan.
Dalam
memilih hotel, pelancong bisnis memperhatikan lokasi yang nyaman, kebersihan
dan pelayanan, harga kamar, dan reputasi. Kelengkapan kamar yang diinginkan,
meliputi kasur yang bermutu baik, handuk mandi yang berat, meja, telepon yang
gratis untuk panggilan lokal dan yang tidak lebih mahal dibandingkan tarif umum
untuk panggilan jarak jauh. Panggilan lokal yang gratis itu merupakan faktor
yang penting bagi wiraniaga. Manfaat nomor satu yang dicari oleh pelancong
bisnis adalah check-in yang cepat.
Adapula kecenderungan untuk meminta kamar yang bebas rokok. Howard Fiertag,
dari VPI menyatakan: “Awalnya, hotel mengalokasikan 50% kamarnya sebagai kamar
bebas rokok dan saya sangat tidak kaget jika kemudian hingga 90% kamar
dialokasikan ketamu yang tidak merokok.”
Bagi
pelancong bisnis kelas atas, elemen yang paling pokok mengenai kamar kelas
bisnis adalah tempat kerja yang kualitasnya ditingkatkan dengan meja yang
ukurannya lebih besar, port data untuk hubungan modem, telepon ganda, colokan
listrik yang mudah dijangkau, kursi yang nyaman, dan lampu yang terang. Frank
Camacho, Wakil Presiden serta Direktur Penjualan dan Pemasaran Divisi Sheraton
Amerika Utara, menjelaskan bahwa kamar tidak dapat bersaing dipasar kelas
bisnis jika tidak mempunyai berbagai kelengkapan itu. Riset yang dilakukan di
Sheraton menciptakan jauh lebih banyak nilai bagi pelancong bisnis dibandingkan
mesin fax semata-mata.
Riset
yang dilakukan Hyatt teradap pelancong bisnis menemukan bahwa mereka merupakan
segmen yang sepenuhnya mementingakan tugas. Selama bepergian, mereka mengaku
bekerja hampir 15 jam sehari. Hampir separuh dari mereka, 45% mengatakan mereka
terpaksa melewatkan peristiwa penting seperti natal, ulang tahun perkawinan,
atau merawat pasangan yang sakit sewaktu ditinggal bepergian. Selain itu, 80%
dari mereka terpaksa bepergian pada ulang tahun anaknya. Namun, dibalik
pengorbanan dan kerja keras itu, mereka suka memanjakan diri. Berikut ini
laporan daftar cara pemanjaan diri yang dilakukan pelancong bisnis selama
bepergian:
51% Bersukacita menikmati makanan mahal
49% Mencari jawaban masalah di klub kebugaran
47% Memesan layanan kamar
42% Menonton bioskop dalam kamar
32% Pergi shopping
19% Makan makanan berlemak
Lebih
separuh pelancong bisnis membayar $50
semalam, dan sekitar 11% membayar lebih dari $100 semalam. Temuan riset yang
mengagetkan adalah bahwa lebih dari 60% pelancong bisnis melakukan reservasi
sendiri. Nomor telepon bebas biaya sangat penting bagi pelancong bisnis. Itulah
yang menjadikan mereka melakukan reservasi sendiri tanpa melalui agen
perjalanan atau sekertaris. Informasi mengenai pelancong bisnis membantu hotel
mengembangkan tawaran pemasaran untuk menarik perhatian segmen itu.
Salah
satu cara melakukan subsegmentasi segmen yang besar itu adalah melalui harga
yang pelancong tersebut mau bayar. Yang mencari penginapan yang murah biasanya adalah pelancong wiraiaga,
wirausahawan, atau pekerja pemerintah. Pengeluaran harian kelompok itu
dibatasi oleh organisasi, atau dalam kasus wirausahawan, itu langsung diambil
dari pendapatan mereka. Kelompok itu akan mempertukarkan kelengkapan lain,
seperti restoran hotel, supaya dapat memperoleh kamar yang nyaman dibawah $50.
La Quinta, Red Roof Inns, Hampton Inns, dan Farfield Inns telah membidik segmen
itu.
Segmen
berikutnya adalah pelancong bisnis kelas menengah.
Hotel dengan layanan yang sangat luas mengejar segmen itu. Hotel itu meliputi
Courtyard milik Marriot, Hilton, Holiday Inns,Marriot dan Ramada. Perhatikan bahwa Marriot mempunyai
dua produk untuk mendapatkan pasar itu. Courtyard berada diujung
bawah dalam cakupan itu, sedangkan Hotel Marriot berada diujung
atas dalam cakupan itu. Marroit merasa bahwa dia tidak dapat meliput
segmen itu secara memadai dengan hanya satu produk.
Pelancong
bisnis kelas atas
akan tertarik pada Four Seasons, Ritz Carlton, Stoufers, dan Westin. Hotel itu
menawarkan layanan dan kelengkapan ekstra yang diinginkan pelancong kelas atas.
Hotel itu mampu menutup biaya yang dikeluarkan untuk menciptakan kelengkapan
ekstra itu dengan menetapkan harga yang lebih tinggi atas kamar hotel.
Karena
pasar hotel semakin ketat persaingannya, rantai hotel akan mengembangkan merek
dan variasi yang diarahkan kesegmen-segmen yang didefinisikan dengan baik.
Pertanyaan Untuk diskusi:
1. Jelaskan proses segmentasi pasar, pembidikan pasar, dan
penetapan posisi pasar.
2. Peran apa yang dimainkan oleh atribut produk dan persepsi
tentang atribut dalam penetapan posisi suatu produk? Dapatkah atribut yang
biasa terdapat dalam sejumlah merek yang bersaing menyumbang bagi keberhasilan
strategi penetapan posisi?
3. Berapa restoran ingin mengembangkan restoran yang dapat
memenuhi kebutuhan semua orang. Mengapa kebijakan itu berbahaya?
1. Menurut pendapat saya proses segmentasi pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar
menjadi kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki
kebutuhan, karakteristik, atau perilaku yang berbeda yang mungkin membutuhkan
produk atau bauran pemasaran yang berbeda. Segmentasi pasar juga dapat
diartikan sebagai proses pengidentifikasian dan menganalisis para pembeli di
pasar produk, menganalisis perbedaan antara pembeli di pasar. Pembidikan pasar merupakan bagaimana
cara produsen yang dimaksud dalam hal ini hotel, membidik atau mengincar pasar
atau customer yang sesuai dengan apa yang diinginkan oleh perusahaan atau
produsen, sehingga tercapainya keuntungan yang diharapkan. Penetapan posisi pasar merupakan bagaimana sebuah produsen atau
hotel menetepkan target dari tamu atau customer berdasarkan golongan-golongan
yang diinginkan oleh produsen sehingga penetapan posisi pasar, dapat di
tetapkan dengan tepat dan jelas.
2. Menurut
pendapat saya peran yang dimainkan oleh suatu atribut sangat berpengaruh
terhadap target pasar yang akan dicapai, karena dengan atribut ini merupakan
penunjang atau pembantu suatu produk
untuk membuat ketertarikan konsumen terhadap produk yang ditawarkan. Persepsi
suatu atribut terhadap produk sangat mendukung produk dan menambah nilai jual
dari produk tersebut.
Dapatkah atribut yang biasa terdapat dalam sejumlah merek
yang bersaing menyumbang bagi keberhasilan strategi penetapan posisi? Dapat,
karena sebagian besar produk yang dipromosikan kepada pasar sangat tergantung
pada atribut penunjang, sehingga produk yang kita jual atau promosikan mendapat
nilai tambah yang bisa menarik konsumen untuk menggunakan produk yang kita
tawarkan. Dan dengan bantuan atribut strategi penetapan pasar yang diinginkan
perusahaan dapat tercapai.
3. Menurut pendapat saya sangat
berbahaya, karena kita sebagai produsen atau pemilik restaurant sangat susah
dalam mencakup seluruh hal yang diinginkan oleh customer. Karena customer
memiliki berbagai macam perbedaan dan karakteristik yang berbeda-beda dari
setiap orang ataupun golongan. Jika kita tetap memilih memenuhi kebutuhan
seluruh pelanggan, sangat susah mencapai target penjualan yang diingikan oleh
perusahaan. Di samping itu banyak juga persaingan luar yang dapat mengurangi
nilai jual di restaurant. Lebih baik kita sebagai pemilik restaurant melakukan
segmentasi pasar, dengan membidik pasar yang lebih jelas, focus, dan terperinci
terhadap customer yang di targetkan. Sehingga memudahkan untuk mencapai target
penjualan yang memenuhi syarat dari restaurant tersebut.
Nama : Suryantha
Ruswanda Putra
Niman : 10401042
Kelas : MPH A/Smt 6
Quite good, 85
BalasHapus